Mentawai Tempat Surfing Dunia Penuh Tantangan
20.31Bukan tanpa alasan jika Mentawai disebut sebagai tempat surfing dunia yang suka tantangan. Penggila surfing jelas sangat mengenal daerah ini.
Tidak hanya bagi surfer lokal atau nasional. Penantang ombak kelas dunia pun merasa wajib untuk menjajal spot-spot yang menantang disana.
Bagaimana tidak, berbagai jenis gulungan ombak yang menggairahkan hingga klasifikasi ekstreem bisa ditemukan disana. Mentawai adalah sebuah wilayah terpencil di Indonesia. Merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Barat dimana sejak tahun 1999 ditetapkan menjadi sebuah kabupaten.
Sekarang dapat dikatakan sebagai tempat surfing dunia terkenal. Surga bagi para peselancar dunia. Baik profesinal maupun pemula.
Apalagi, posisi Kepulauan Mentawai yang ada di tengah Samudera Hindia. Membuatnya daerah ini dikelilingi alam laut yang mengagumkan. Serta sempurna sebagai tujuan wisata. Seperti; wisata petualang, wisata budaya, dan wisata bahari. Sebuah kombinasi yang lengkap dan menjadi magnet turis asing.
Mentawai dengan ombaknya, memang mampu menyedot perhatian dunia. Khususnya dikalangan surfer.
Daerah nan elok ini, merupakan rangkaian pulau non-vulkanik. Dimana gugusan kepulauannya merupakan puncak dari suatu punggung pegunungan bawah laut. Setidaknya, ada empat pulau yang membentuk Kepulauan Mentawai yang diketahui. Yaitu, Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara, dan Pulau Pagai Selatan. Lokasi pulau-pulau tersebut berada di lepas pantai Provinsi Sumatera Barat yang memanjang dan dikelilingi Samudera Hindia yang maha luas.
Adalah Siberut, pulau terbesar di kepulauan ini. Dan, satu-satunya yang memiliki pelayaran regular dengan Kota Padang di Sumatera Barat. Pusat pemerintahan kabupatennya sendiri berada di Tuapejat, yaitu sebelah utara Pulau Sipora.
Selancar telah menjadi ikon wisata Kepulauan Mentawai. Sebagai tempat surfing dunia, Mentawai sering dijadikan ajang bergengsi berbagai kompetisi surfing bertaraf internasional. Sedikitnya tersebar 400 titik tempat surfing berkualitas terdapat disini. Ombak besar yang beragam dan menantang, beberapa membentuk gulungan extreme. Hal ini jelas menjadi tempat surfing yang dicari peselancar dari berbagai penjuru dunia.
Mentawai tempat surfing dunia yang unik
Ada hal lain yang cukup unik disana, pegunjung akan disuguhi nuansa peradaban kuno zaman neolitikum. Dimana suku-suku di kepulauan ini tidak mengenal pengerjaan logam dan bercocok tanam, bahkan tidak juga teknik menenun kain.
Jadi, Anda akan melihat perbedaan yang sangat kontras dengan kebudayaan masyarakat Minangkabau di bagian darat Sumatera Barat.
Mayoritas penghuni kepulauan ini adalah suku Mentawai yang berasal dari Pulau Siberut dengan jumlah sekira 30.000 jiwa. Setiap keluarga di Kepulauan Mentawai terdiri dari 5-15 orang yang tinggal di dalam desa maupun di ladang dekat hutan yang mereka garap. Rumah tradisional khas Mentawai sendiri dikenal dengan sebutan Uma.
Secara historis, kepulauan Mentawai sudah ada sejak lima ratus ribu tahun yang lalu. Namun, uniknya tidak terdapat petunjuk atau bukti kapan orang pertama tiba di kepulauan ini. Sebagian besar penduduknya kini masih menganut kepercayaan animisme dan sisanya penganut Kristen dan Islam.
Awalnya penduduk setempat meyakini paham Sabulungan. Yaitu, paham yang mempercayai segala sesuatu mulai dari manusia sampai kera, batu dan cuaca mempunyai roh yang terpisah dan berkeliaran semaunya. Upacara tradisional oleh Sikerei atau Shaman biasanya dipentaskan selama pesta pernikahan dan saat memasuki rumah baru dengan tujuan untuk mengusir roh-roh jahat.
Suku Mentawai yang menjadi penghuni asli kepulauan yang indah ini. Apabila diamati, ada kemiripan dengan suku Nias atau suku Enggano Bengkulu dengan budaya Proto-Melayu. Suku tersebut dikenal sebagai peramu dan ketika pertama kali dipelajari antropolog mereka belum mengenal cara bercocok tanam.
Suku Mentawai memiliki tradisi khas bertato di sekujur tubuh dimana terkait peran dan status sosial penggunanya. Tato tersebut terbuat dari tebu dan pewarna arang kelapa yang dilukiskan dengan menggunakan paku dan jarum serta dua buah kayu sebagai bantalan dan palu. Oght… Proses tato tradisional Mentawai dikenal sangat menyakitkan.
Yah… Mentawai memang sempurna sebagai tempat surfing dunia dan tujuan wisata.
Sendi-sendi sosial yang menjadi bagian unik dan menarik. Semenarik rayuan ombak besar dan terbaik untung tempat surfing berkelas dunia.
Ada sederet pilihan spot yang dapat digunakan sebagai tempat surfing. Setidaknya yang wajib ditaklukkan adalah Pulau Nyang Nyang di Desa Katurei. Peselancar dari berbagai negara menyebut ombak di sini merupakan yang tertinggi di dunia. Yaitu mencapai 4 meter.
Tidak hanya itu, Pulau Karamajat masih di Desa Katurei juga memiliki ombak panjang dan tinggi yaitu mencapai 2 hingga 4 meter. Di desa ini juga tersedia penginapan terapung.
Eit… jangan berpuas dulu Ombak di Pulau Koroniki, Awera, Teluk Sibigeu, Teluk Sinakak juga jelas menunggu untuk dijajal. Ini-lah kenapa Mentawai dikatakan sebagai tempat surfing dunia dengan segenap tantangannya.
Namun untuk kategori pemula, tersedia alternatif tempat surfing yang lebih bersahabat. Pesona pantai di Pulau Siruso menyediakan sapuan ombak relatif sedang. Disini, cocok untuk rekreasi keluarga dengan pasir putih dan air laut jernih. Anda sekeluarga juga bisa berenang dan bermain pasir di antara sapuan ombak kecil yang seolah susul menyusul.
Belum habis, Pantai Bulasat juga menjadi alternatif lain. Selain memiliki pasir putih, juga sangat ramai dikunjungi wisatawan terutama hari libur keagamaan. Untuk menuju pantai ini, Anda bisa menggunakan kendaraan bermotor dan dimanjakan pemandangan alam hijau nan indah. Atau menyempatkan diri berhenti di pinggir jalan, untuk membeli durian dan kelapa muda. Hmm… yummi..
Memang Mentawai adalah tempat surfing dunia yang ingin bermain dengan adrenalinnya. Dengan ombak-ombak yang susah untuk dicari tandingan. Mampu memicu liukan akrobatik profesional surfer dengan gulungan ke kanan, dan gulungan kekiri. Ini jelas masuk dalam katagori eksklusif bagi para peselancar.
Sumber : www.garudacitizen.com
0 komentar